Saturday, November 21, 2015

Catatan Muktamar Persis

Sabtu, 21 November 2015, 13:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
AYIPUDIN
Pendiri Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) Jakarta, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Prof DR Hamka (Uhamka) Jakarta

Persatuan Islam (Persis)
sebagai salah satu ormas Islam ketiga terbesar setelah NU dan Muham - madiyah akan mengada - kan muktamar ke-15 di Jakarta pada 21-23 November 2015.

Muktamar kali ini mengangkat tema \"Dinamisasi Jihad Jamaah dalam Menghadapi Tantangan Dakwah\".
Sebanyak 18 pimpinan wilayah, 69 peng - urus daerah, dan 368 pengurus cabang di seluruh Indonesia akan berpartisipasi ber sama perwakilan di luar negeri, dengan sekitar 1.800 peserta. Persis ada l ah salah satu gerakan pem - baruan yang berdiri di Bandung pada Rabu, 12 September 1923 M/1 Safar 1342 H.

Tema sentral pembaruan pemikiran yang menjadi ciri khas Persis, terletak pada kata kunci I\'adatu al-Islam, yakni keinginan ma - syarakat Islam untuk mengembalikan peran dunia Islam dalam percaturan global per adab - an dunia. Salah satu wujudnya adalah tajdid al-fahm, yakni memperbarui cara pandang dalam menjawab problematika dengan kem - bali kepada Alquran dan al-Hadist.

Di antara tokoh utama pendiri Persis adalah Zamzam (1894-1952) dan Muham - mad Yunus. Topik pembicaraan pada saat kenduri itu adalah diskusi yang mengarah pada pendirian Persis dan mengupas gagasan reformis yang sangat populer di Sumatra yang dimuat majalah al-Muniryang terbit di Padang, dan majalah al-Manar yang terbit di Mesir, juga konflik antara Jami\'at al-Khayr dan al-Irsyad dalam berbagai persoalan.

Berdirinya organisasi Persis bukan atas dasar pendirinya, tapi syiar Islam. Mereka terpanggiluntuk memperbaiki umat, meng - angkat umat Islam dari kejumu d an berpikir dan ketertutupan pintu ijtihad. Persis tak banyak menekankan pengem bang an jumlah anggotanya, tetapi masih tetap orga nisasi yang relatif kecil dengan struktur longgar.
 
Popularitas Persis dapat dirasakan, se - perti pada bidang pendidikan agama, masjid, sikap jelas terhadap isu kontroversial, serta pada kontak sosial para aktivisnya melalui pertemuan, pengajian, dan perdebat an.

Karena itu, reputasi Persis tidak banyak ber - gantung pada prestasi organisasio nalnya, tapi kemampuannya mencip ta kan kesetiaka wan - an, ciri khas, pandangan, dan ideologi yang memandang Islam sebagai inti kehidupan.

Perhatian Persis ditujukan terutama pada penyebaran paham Alquran dan sunah me - lalui berbagai aktivitas. Di antaranya, perte - muan umum, tabligh, khutbah, kelompok studi, tadarus, pendirian sekolah (pesantren), penerbitan majalah, dan kitab.

Organisasi ini mendapat bentuk yang jelas setelah bergabungnya Ahmad Hassan (1887- 1958) dan M Natsir pada 1927. Keterikatan M Natsir dan Ahmad Hassan pada Persis tak lepas dari jasa atau ajakan temannya, Fahrud - din Al-Khaeri, untuk menghadiri pengajian dan pengajaran oleh organisasi ini.

Kini, bentuk organisasi Persis ini menjadi jelas, yaitu organisasi sosial keagamaan danpendidikan. Organisasi yang mempunyai anggaran dasar yang memuat prinsip pokok alur pergerakan organisasi sebagaimana organisasi sosial-keagamaan lainnya.
 
Dalam bidang pendidikan, pada 1924 digelar kelas pendidikan akidah dan ibadah bagi orang dewasa. Pada 1927, didirikan lem - baga pendidikan kanak-kanak dan Holland Inlandesch School (HIS) yang merupakan pro yek lembaga Pendidikan Islam (Pendis)

di bawah pimpinan M Natsir. Pada 4 Maret 1936, berdiri Pesantren Persis yang pertama dan diberi nomor satu di Bandung. Kemudi - an, muncul pesantren Persis di daerah lain.

Pada masa Ahmad Hassan, guru utama Persis, tabligh Persis tak hanya ceramah, tapi juga diisi dengan menggelar perdebatan beragam masalah keagamaan. Misalnya, perdebatan Persis dengan Al-Ittihadul Islam di Sukabumi pada 1932, kelompok Ahmadiyah (1933), Nahdlatul Ulama (1936), kelompok Kristen, kalangan nasionalis, bahkan polemik berkepanjangan antara Ahmad Hassan dan Ir Sukarno tentang paham kebangsaan.

Semua perdebatan diselesaikan dengan dialektika, yakni menyelesaikan perdebatan de ngan menitikberatkan pada nalar intelek - tualitas, bukan dengan jalan kekerasan, dan itu sudah dilakukan Persis dari masa ke masa.

Muktamar Persis merupakan pertaruhan besar agar keberadaannya terasa di tengah umat. Maka, harus dibuktikan agar tidak berhenti sebagai pepesan kosong. Untuk menjawab ini, Persis hendaknya melakukan lima rumusan jihad berikut.

Pertama, Persis sebagai gerakan tajdid harus terus mendorong tumbuhnya gerakan pemurnian ajaran Islam dalam masalah yang baku (al-tsawabit) dan pengembangan pe - mikiran dalam masalah ijtihadiyah yang me - nitikberatkan aktivitasnya pada dakwah simpatik. Persis bertanggung jawab atas ber - kembangnya syiar Islam di Indonesia, dalam bentuk: 1) makin dipahami dan diamal - kannya ajaran Islam dalam kehidupan ber - ma syarakat, berbangsa, dan bernegara, 2)

kehidupan umat yang makin bermutu, yaitu umat yang cerdas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
Kedua, Persis harus terus mendorong tumbuhnya pemikiran Islam secara sehat di berbagai bidang. Pengembangan pemikiran Islam yang berwatak tajdid sebagai realisasi dari ikhtiar untuk mewujudkan risalah Islam rahmatan lil `alamin, berguna, dan fungsio - nal bagi pemecahan masalah umat,bangsa, negara, dan kemanusiaan dalam tataran peradaban global.
 
Ketiga, Persis bertanggung jawab untuk tercapainya cita-cita bangsa dan negara Indo - nesia, sebagaimana dituangkan dalam Pem - bukaan Konstitusi Negara. Upaya tersebut me - lalui: 1) Penegakan hukum dan peme rintahan yang bersih, 2) Perluasan kesempatan kerja, hidup sehat, dan berpendidikan yang bebas dari kemiskinan, 3) Peneguhan etika demo - krasi dalam kehidupan ekonomi dan politik, 4) Pembebasan kehidupan berbangsa dan bernegara dari kemunkaran dan kemaksiatan.

Keempat, Persis bertanggung jawab atas terwujudnya kemajuan umat Islam di segala bi dang, bebas dari ketertinggalan, keter asing - an, dan keteraniayaan dalam percaturan global. Sehingga, Persis berkiprah membangun peradaban dunia Islam yang semakin maju.

Kelima, Persis senantiasa bertanggung jawab atas terciptanya tatanan dunia yang adil, sejahtera, dan berperadaban tinggi sesuai misi membawa pesan Islam sebagai rahmatan lil `alamin. Perkembangan dunia di tingkat global masih ditandai berbagai persoalan yang mengancam kelangsungan hidup umat manusia dan peradabannya karena keserakahan negara-negara maju mengeksploitasi banyak aspek kehidupan.

Untuk merealisasikan ini, Persis perlu me rumuskan strategi gerakannya da lam program jihad. Program ini harus rea lis tis dan antisipatif guna menjawab per soalan umat, bangsa, dan dunia kemanu siaan. Mengingat eksistensi Persis, program jihad dirumuskan secara terintegrasi, baik vertikal maupun horizontal, serta berke si nambungan dalam perencanaan dan pe lak sanaan di semua tingkatan. Selamat bermuktamar.

No comments:

Post a Comment