Saturday, April 11, 2015

Mencapai Pensiun Mapan


Joice Tauris Santi Menjadi tua merupakan keniscayaan. Tidak ada yang dapat melawan kodrat ini. Menjadi tua juga berarti masa-masa produktif kita sebagai karyawan sudah berkurang, bahkan berakhir. Masa produktif tersebut digantikan oleh masa pensiun.
Banyak orang menyadari bahwa masa pensiun itu suatu saat akan tiba. Namun, hanya sedikit yang menyadari bahwa masa pensiun itu juga harus dipersiapkan. Banyak yang bermimpi untuk memasuki masa pensiun dengan senang hati, mapan, berjalan-jalan ke tempat wisata, tetapi lupa tidak mempersiapkan masa-masa tersebut.

Quo Vadis Peradaban Islam? (I)

Selasa, 07 April 2015, 06:00 WIB

Republika/Daan
Professor Ahmad Syafii Maarif
Professor Ahmad Syafii Maarif
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Syafii Maarif

Titik-titik genting dalam perjalanan peradaban Islam telah terjadi ratusan kali selama masa yang panjang. “Resonansi” kali ini tidak akan mengulas tentang hal itu, tetapi akan membicarakan masalah yang tidak kurang gentingnya dalam bentuk pertanyaan: Quo vadis (hendak ke mana) peradaban Islam?

Pengamanan Inpres Perberasan

Toto Subandriyo

Setelah didesak banyak pihak dan didahului gonjang-ganjing harga beras, akhirnya pemerintah mengumumkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 menggantikan Inpres No 3/2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.

Garong Terhormat

Indra Tranggono
Ada garong konvensional, ada garong inkonvensional.
Garong konvensional yang ada di tingkat hilir dimaknai perampok, kawanan pencuri/penyamun. Adapun garong inkonvensional identik dengan garong halus yang bekerja secara tersistem dan terkait dengan jabatan serta kekuasaan di level negara.

Kongres PDI-P dan Kekuasaan

Daniel Dhakidae

Kongres ”partai tua”—partai-partai yang didirikan pada masa Orde Baru—berakhir dalam kericuhan besar yang sungguh tragis. Tidak ada kericuhan lebih besar dalam suatu partai daripada ketika salah satu unsur atau lebih menolak mengakui ketua umum terpilih dalam suatu kongres dan menghancurkan legitimasinya.

Menolak mengakui hasil puncak suatu kongres partai tidak lain dari menolak raison d’Être partai itu. Sangat menarik bahwa kecelakaan ini menyangkut partai-partai tua yang dengan pengalaman berdasawarsa seharusnya menunjukkan kestabilan, kematangan, dan pengalaman savoir faire dalam suatu politik kepartaian.

Nawacita Tak Bertuan

Adnan Topan Husodo

Salah satu daya pikat pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla saat kampanye pemilu presiden lalu adalah janji mereka membangun Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan memiliki pribadi yang kuat sebagai bangsa.

Insubordinasi Lembaga Kepresidenan

REZA SYAWAWI

Dalam sistem presidensial, lembaga kepresidenan seharusnya jadi bagian yang utuh dalam pengambilan kebijakan/keputusan. 
 
Sengkarut informasi yang beredar di publik terkait kebijakan strategis adalah satu bentuk dari sekian banyak keteledoran Presiden dalam mengelola lembaga kepresidenan. Bagi penyelenggaraan pemerintahan, ini ancaman serius terhadap implementasi program-program strategis, termasuk kebijakan anti korupsi yang digadang-gadangkan oleh Presiden. Ancaman ini bukan tak mungkin akan jadi faktor pemicu gejolak politik yang lebih luas, baik di parlemen maupun di kalangan masyarakat umum.

Regenerasi Kepemimpinan Partai Politik

Ada dua peristiwa politik nasional bulan April dan Mei ini yang mendapat perhatian masyarakat, yaitu Kongres PDI Perjuangan dan Kongres Partai Demokrat. Kedua partai politik ini akan memilih pemimpin baru untuk lima tahun ke depan.