Friday, August 19, 2016

MPR dan Ketatanegaraan


Meski tak banyak diketahui publik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah melakukan rangkaian kegiatan sejak lebih dari setahun yang lalu untuk mendorong amandemen UUD 1945 untuk kelima kali.
Seminar, forum diskusi, dan acara lainnya telah dilaksanakan di sejumlah universitas di seluruh Indonesia untuk semakin mengerucutkan ide ini. Sebuah tim ahli yang khusus ditugaskan untuk mengkaji soal amandemen juga sudah ditunjuk dan menghasilkan kajian.
Pada 25 Juli 2016, Ketua MPR Zulkifli Hasan telah menyatakan bahwa MPR akan mengumumkan hasil kajian konsep Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) pada 20 Agustus 2016. Dalam kesempatan lainnya, ia mengungkapkan pula, pengumuman konsep GBHN ini merupakan langkah awal untuk menjalankan rencana MPR mengamandemen UUD 1945 untuk kelima kali pada September 2017.

Sunday, August 14, 2016

Menggali Akar Filosofis Perusahaan Ekonomi Berbagi

HARRIS TURINO

Fenomena unik menghiasi dunia bisnis saat ini. Uber yang sama sekali tidak memiliki aset berupa taksi adalah perusahaan taksi terbesar di dunia. Bahkan nilai perusahaan yang baru berdiri kurang dari 8 tahun ini sebesar 68,8 miliar dollar AS, lebih besar dibandingkan nilai perusahaan dari raksasa otomotif Amerika, the three giants, yaitu Ford, General Motor dan Chrysler.
AirBnB saat ini sudah menjadi perusahaan penyedia akomodasi terbesar di dunia, walaupun tidak memiliki aset berupa hotel dan properti. Alibaba yang didirikan oleh Jack Ma pada tahun 1999 saat ini adalah toko ritel terbesar di dunia, walaupun juga tidak memiliki aset berupa toko. Kapitalisasi pasarnya sudah melebihi toko buku online terbesar di dunia, Amazon, yang awalnya juga tidak punya aset fisik berupa toko buku.
Di ranah nasional, fenomena serupa juga terjadi. GoJek sudah bukan lagi hanya perusahaan ojek terbesar di Indonesia, tetapi sudah merambah ke jasa logistik (GoBox), pengiriman makanan (GoFood) bahkan sampai ke jasa pijat (GoMassage). Padahal mereka juga tidak memiliki aset berupa kendaraan.

Saturday, August 13, 2016

Paradoks Konsolidasi Demokrasi


Meskipun Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) menunjukkan tren peningkatan sejak 2009, sejumlah paradoks justru menegasikan kecenderungan positif tersebut. Alih-alih semakin berkualitas, demokrasi Indonesia justru mulai memperlihatkan indikasi dekonsolidasi.
Tak mudah menjawab perkembangan paradoksal demokrasi itu. Implikasinya, timbul pertanyaan yang ditujukan pada ketepatan pengukuran demokrasi. Maka, penjelasan apa yang bisa menjawab situasi tersebut?

Bahagia dengan Menjalin Relasi Sosial


Konon dikatakan bahwa orang yang paling bahagia cenderung memiliki banyak teman, dapat membangun hubungan yang saling mendukung, mengasihi, dan berjangka panjang. Bagaimana cara kita dapat memperoleh kondisi tersebut?
Menurut Timothy J Sharp (2008), menjalin hubungan semacam itu bukan semata-mata terhadap orang lain saja, tetapi perlu dimulai dari diri sendiri. Memahami kebutuhan diri sendiri dan gaya komunikasi kita adalah sama pentingnya dengan belajar untuk menyampaikan perhatian dan emosi, serta membangun kepercayaan dalam hubungannya dengan mereka.
Di dalam buku 100 Ways to Happiness, a Guide for Busy People, Sharp menguraikan berbagai cara untuk memperoleh relasi antar manusia secara lebih baik. Berikut beberapa di antaranya: