Thursday, January 14, 2016

Sarjana Pulang Kampung

Poros Mahasiswa - Sarjana Pulang Kampung
Koran Sindo 14 Januari 2015

Suatu saat semua makhluk hidup yang ada di dunia akan pulang dan kembali ke asalnya masing-masing. Sama halnya dengan pulang kampung. Bagi mahasiswa, pulang kampung tidak sekadar menjadi momentum ketika liburan dan hari lebaran.

Namun, suatu saat mahasiswa yang telah usai menimba ilmu atau telah memperoleh gelar sarjana menjadi suatu pertanda telah tiba waktunya untuk pulang kampung dan kembali ke daerahnya masingmasing. Kepulangan mahasiswa sarjana sebagai kaum intelektual tentunya menjadi kebanggaan bagi masyarakat, terutama di wilayah yang masih tertinggal, karena mahasiswa dianggap sebagai sosok multitalenta dalam bidang apa pun.

Artinya, masyarakat menaruh harapan besar kepada mahasiswa untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Namun, tidak menutup kemungkinan masyarakat akan merasa kecewa ketika seorang sarjana tidak mampu memberikan sumbangsih yang nyata bagi masyarakat. Oleh karena itu, menjadi penting ketika sejak belajar di perguruan tinggi mahasiswa turut serta berproses dalam sebuah organisasi utamanya organisasi daerah.


Dengan berkecimpung di organisasi daerah, mahasiswa bisa mengetahui dan memahami segala persoalan yang ada di daerahnya. Hal ini sebagai sebuah investasi untuk membangun daerahnya, sehingga nantinya ketika sudah pulang ke kampung halamannya tidak gagap dalam menghadapi masyarakat.

Mahasiswa yang telah menyandang status sarjana harus menyadari bahwasanya memiliki tanggung jawab keilmuan, sebagaimana yang telah tercantum dalam tridarma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Sarjana memiliki kewajiban memberikan edukasi kepada masyarakat di berbagai daerah terutama yang masih tergolong desa tertinggal.

Selanjutnya yang bisa dilakukan mahasiswa sarjana adalah melakukan penelitian di kampung halaman. Sejatinya, kehidupan di desa memiliki segudang permasalahan yang sangat kompleks, di mana keberadaannya banyak tidak disadari oleh sebagian besar masyarakat. Penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada aparatur desa untuk mengelola desa yang lebih baik, sehingga proses pembangunan di pedesaan akan mengalami percepatan dalam pelaksanaannya.

Terakhir, pengabdian adalah sebagai ruang aktualisasi dan berbagi seorang mahasiswa sarjana kepada masyarakat. Mahasiswa sarjana dalam hal ini dapat menggandeng pemerintah desa sebagai desa mitra guna mengembangkan potensi yang ada.

Hanya mahasiswa sarjana yang bisa dijadikan harapan dan benteng untuk membangun bangsa dari pinggiran. Ketika desa-desa di Indonesia mengalami kemajuan dan kemandirian, bangsa ini akan menjadi bangsa yang berdaulat dan berdikari.

HENDRIS
Mahasiswa Jurusan Sosiologi,
Ketua Dewan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora,
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

No comments:

Post a Comment